Mengenal 10 Jenis Ular Dari yang Berbisa hingga yang Tidak Berbahaya
Ular adalah salah satu reptil yang paling menakjubkan dan menakutkan bagi banyak orang. Mereka ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia dan memiliki karakteristik yang beragam. Berikut adalah sepuluh jenis ular yang menarik untuk diketahui, mulai dari yang berbisa hingga yang tidak berbahaya.
1. Kobra (Naja spp.)
Ular kobra terkenal di dunia dengan lehernya yang bisa melebar saat merasa terancam. Mereka ditemukan di berbagai wilayah Asia dan Afrika. Kobra memiliki bisa yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Mereka bisa dikenali dengan mudah karena mereka dapat mengembangkan lehernya menjadi bentuk seperti tudung saat merasa terancam. Ular ini biasanya memiliki panjang sekitar 1,5 hingga 2,5 meter dan warnanya bisa bervariasi dari cokelat, hitam, hingga keemasan. Kobra dapat ditemukan di berbagai tempat seperti hutan, padang rumput, dan daerah dekat air, terutama di Asia dan Afrika. Kobra adalah pemangsa ulung yang memangsa tikus, burung, kadal, dan bahkan ular lainnya. Mereka menggunakan bisanya yang mematikan untuk melumpuhkan mangsanya sebelum menelannya utuh. Saat merasa terancam, ular kobra akan mengangkat bagian depan tubuhnya dan menunjukkan tudung lehernya yang menakutkan. Beberapa spesies bahkan bisa menyemburkan bisa ke arah mata musuhnya. Gigitan kobra sangat berbahaya karena bisanya mengandung neurotoksin yang bisa melumpuhkan sistem saraf. Meski berbahaya, ular kobra juga sering muncul dalam mitologi dan budaya berbagai masyarakat sebagai simbol kekuatan dan perlindungan.
2. Ular Derik (Crotalus spp.)
Ular derik atau rattlesnake dikenal dengan ekornya yang bisa menghasilkan suara berderik sebagai peringatan. Bisa ular ini sangat beracun dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah. Biasanya, ular ini memiliki panjang sekitar satu hingga dua meter dan memiliki pola tubuh yang bercorak, yang membantu mereka menyembunyikan lingkungan sekitarnya. Ular derik hidup di seluruh benua Amerika, dari Kanada hingga Argentina. Biasanya, mereka tinggal di tempat yang kering, seperti padang pasir, padang rumput, dan hutan terbuka. Ular derik adalah pemburu hebat yang memangsa hewan kecil seperti tikus, burung, dan kadal. Sebelum menelannya utuh, mereka melumpuhkan mangsa mereka dengan bisanya yang kuat. Ekor ular derik memiliki segmen keras yang dapat berbunyi saat digerakkan. Bunyi derik ini memberi tahu predator atau ancaman lainnya untuk menjauh. Meskipun suara derik ini sering membuat orang takut, sebenarnya ular derik menggunakannya untuk menghindari orang lain. Karena hemotoksin yang mengandungnya, gigitan ular derik dapat sangat berbahaya dan dapat menyebabkan pendarahan internal. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dan menjaga jarak jika bertemu dengan ular ini di alam liar ya sobat zoo.
3. Anaconda (Eunectes spp.)
Anaconda adalah salah satu ular terbesar di dunia dan ditemukan di wilayah Amazon, Amerika Selatan. Mereka dikenal dengan ukurannya yang sangat besar dan kekuatannya dalam melilit mangsanya. Anaconda tidak berbisa tetapi menggunakan kekuatan fisiknya untuk membunuh mangsa. Anaconda adalah salah satu ular terbesar dan terberat di dunia, dengan berat lebih dari 100 kg dan panjang hingga lebih dari 6 meter. Anaconda memiliki tubuh yang tebal dengan warna hijau zaitun dan bercak hitam di seluruh tubuhnya, yang membantu mereka menyamar di sekitarnya. Mereka lebih suka lingkungan yang basah seperti danau, sungai, dan rawa. Anaconda sangat pandai berenang dan sering menghabiskan sebagian besar waktunya di air. Ular ini sangat kuat dan memangsa banyak hewan, termasuk ikan, burung, mamalia kecil, dan bahkan hewan besar seperti caiman dan rusa. Anaconda membunuh korbannya dengan melilit dan meremasnya hingga mati sebelum menelannya tanpa darah. Tergantung pada ukuran mangsanya, proses pencernaan mereka dapat memakan waktu beberapa minggu. Anaconda sangat besar, tetapi jarang membahayakan manusia. Mereka biasanya menghindari orang dan hanya akan menyerang jika mereka merasa terancam. Anaconda juga sering digambarkan sebagai makhluk yang kuat dan misterius dalam mitologi dan budaya lokal.
4. Ular Sanca (Python spp.)
Ular sanca atau piton adalah jenis ular besar yang ditemukan di Asia, Afrika, dan Australia. Mereka tidak berbisa dan membunuh mangsa dengan cara melilit. Beberapa spesies piton, seperti Python reticulatus, bisa tumbuh sangat panjang dan berat. Mereka punya cara unik untuk menangkap mangsa, yaitu dengan melilit dan meremukkan mangsanya hingga tidak bisa bernapas. Walaupun ukurannya besar dan mungkin terlihat menakutkan, ular sanca sebenarnya tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia, asalkan tidak diganggu. Ular sanca biasanya tinggal di hutan hujan tropis, rawa-rawa, dan dekat dengan air. Mereka suka bersembunyi di semak-semak dan pohon-pohon besar. Ular sanca bisa ditemukan di Asia Tenggara, India, dan Afrika. Makanan favorit mereka adalah mamalia kecil, burung, dan reptil lainnya. Ular sanca menggunakan tubuh mereka yang kuat untuk melilit mangsanya dan menelannya secara utuh. Ciri khas ular sanca adalah tubuhnya yang panjang dan tebal dengan kulit berwarna cokelat, hijau, atau bahkan berwarna-warni dengan pola bintik atau garis-garis yang membantu mereka berkamuflase di lingkungan sekitar. Menariknya, ular sanca bisa tumbuh lebih dari 6 meter nih sobat zoo! Mereka juga sering dijadikan hewan peliharaan karena kulitnya yang indah dan sifatnya yang relatif jinak jika sudah terbiasa dengan manusia. Meskipun mereka tidak memiliki racun, ular sanca sepenuhnya mengandalkan kekuatan tubuh mereka untuk menangkap mangsa. Jadi, meskipun ular ini besar dan kuat, mereka sebenarnya cukup keren dan tidak perlu ditakuti selama kita tidak mengganggu mereka.
5. Ular Karang (Micrurus spp.)
Ular karang adalah ular berbisa yang memiliki pola bergaris warna mencolok berupa cincin merah, kuning, dan hitam. Mereka ditemukan di Amerika Utara dan Selatan. Bisa ular karang sangat beracun dan memerlukan penanganan medis segera. Tapi jangan khawatir, ular ini jarang menyerang jika mereka merasa terancam. Biasanya, ular karang tinggal di hutan, ladang, dan wilayah berpasir. Mereka lebih suka bersembunyi di bawah tanah, batu-batu, atau daun-daun kering. Jenis ular ini ada di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Ular karang suka memakan serangga, katak, kadal, dan hewan kecil lainnya. Sebelum menelannya, mereka menggunakan racunnya untuk membuat mangsanya berhenti berbicara. Pola warna yang cerah dengan cincin merah, kuning, dan hitam membuat mereka menarik dan beracun bagi predator. Ular karang sebenarnya adalah hewan yang pemalu dan lebih suka menghindari manusia meskipun mereka berbisa. Di malam hari, mereka biasanya aktif dan sebagian besar waktunya bersembunyi. Sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis segera setelah tergigit ular karang karena racunnya membahayakan saraf. Gejala gigitan, seperti kesulitan bernapas dan kelemahan otot, adalah bukti betapa berbahayanya gigitan ular karang. Fakta menariknya adalah pola warna ular karang sering disalahartikan dengan ular susu yang tidak berbisa. Mengingat pernyataan "merah menyentuh kuning, membunuh sesama" dan "merah menyentuh hitam, teman Jack" adalah cara yang mudah untuk membedakannya. Meskipun begitu, ular karang lebih sering menghindari manusia dan menggigit sebagai cara terakhir untuk bertahan hidup karena sifatnya yang pemalu.
6. Ular Garter (Thamnophis spp.)
Ular garter adalah jenis ular yang tidak berbisa dan sering ditemukan di Amerika Utara. Mereka memiliki warna dan pola yang bervariasi, dan sering dijadikan hewan peliharaan karena sifatnya yang tidak agresif. Ular garter adalah reptil kecil yang sering ditemukan di kebun, taman, dan ladang. Mereka memiliki garis-garis panjang di tubuh yang membuat mereka tampak istimewa. Ular garter tidak berbisa dan sangat ramah, sehingga tidak perlu khawatir dengan kehadiran mereka. Habitat mereka meliputi hutan, daerah dekat sungai, dan danau di seluruh Amerika Utara, dari Kanada hingga Meksiko. Ular garter menyukai makanan seperti serangga, katak, ikan kecil, dan cacing tanah, menggunakan indra penglihatan dan penciuman yang tajam untuk mencari mangsa. Warna tubuh mereka bervariasi, umumnya hijau, cokelat, atau hitam dengan garis-garis panjang berwarna kuning, putih, atau biru, tergantung pada jenisnya. Ular ini aktif pada siang hari, sering berjemur di bawah sinar matahari, dan mampu berenang dengan baik, sering ditemukan di sekitar air. Meskipun tidak berbisa dan tidak mengancam, penting untuk memperlakukan ular garter dengan hati-hati dan menghormati keberadaan mereka di lingkungan alaminya. Menariknya, ular garter sering dianggap sebagai "mitra tukang kebun" karena membantu mengendalikan populasi serangga dan hama. Mereka juga sering menjadi salah satu binatang pertama yang dipelajari anak-anak karena sifatnya yang ramah dan tidak berbahaya.
7. Ular Hijau (Philodryas spp.)
Ular hijau adalah ular yang ditemukan di Amerika Selatan dan dikenal dengan warna hijau cerahnya. Beberapa spesies memiliki bisa yang lemah, tetapi kebanyakan tidak berbahaya bagi manusia. Ular Pohon Hijau secara ilmiah dikenal sebagai Dendrelaphis punklata. Ular ini terkenal dengan warna hijau cerahnya yang menarik, membantunya berkamuflase di antara dedaunan. Mereka memiliki tubuh yang ramping dan panjangnya bisa mencapai 1,5 meter. Ular hijau banyak ditemukan di hutan hujan dan daerah tropis Australia, Papua Nugini, dan sebagian Asia Tenggara. Mereka adalah pemanjat ulung dan sering ditemukan di pepohonan, semak-semak, dan bahkan di sekitar rumah dekat habitat aslinya. Ular hijau merupakan predator aktif yang memburu berbagai mangsa kecil seperti katak, kadal, burung kecil, dan serangga. Mereka menggunakan kecepatan dan kelincahannya untuk menangkap mangsanya, serta gigitannya untuk melumpuhkannya sebelum menelannya. Meski penampilannya mencolok, ular hijau tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Mereka cenderung menghindari konfrontasi dan cepat melarikan diri jika merasa terancam. Ular ini sering dianggap bermanfaat karena membantu mengendalikan populasi hama di lingkungan sekitar.
8. Ular Viper (Viperidae spp.)
Keluarga ular viper mencakup berbagai spesies berbisa seperti ular beludak dan ular pohon. Mereka memiliki taring panjang yang bisa melipat dan bisa yang sangat beracun. Viper ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia. Ular Viper, yang juga dikenal dengan nama ilmiahnya Viperidae, merupakan salah satu kelompok ular berbisa yang memiliki reputasi internasional. Mereka terkenal memiliki gigi tajam yang memanjang dan mampu mengedarkan racun ke dalam tubuh mangsa mereka. Spesies ular viper umumnya memiliki tubuh yang kuat dengan panjang bervariasi antara 0,5 hingga 2 meter. Meskipun warna dan pola tubuh mereka bervariasi, sering kali mereka meniru lingkungan sekitar agar bisa bersembunyi. Di berbagai habitat di seluruh dunia, termasuk hutan, padang rumput, gurun, dan pegunungan terdapat keberadaan ular-ular yang bersifat berbisa. Mereka ada di seluruh benua Afrika, Asia, Eropa dan Amerika. Ular berbisa aktif di malam hari sebagai predator dan sering memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus, burung, katak, serta serangga. Dengan kecepatan dan ketepatannya, mereka berhasil menangkap mangsanya dengan bantuan taringnya yang mematikan serta racun yang dimiliki. Bisa ular mengandung zat hemotoksin yang merusak tubuh dan menghambat pembekuan darah. Walau beracun, ular langka sekali menyerang manusia jika merasa tidak aman. Sangat penting agar tetap berhati-hati di lingkungan alaminya dan mengurangi kontak yang tidak perlu.]
9. Ular Air (Nerodia spp.)
Ular air adalah ular yang tidak berbisa dan ditemukan di perairan tawar di Amerika Utara. Mereka sering disalahartikan sebagai ular berbisa seperti cottonmouth karena penampilannya yang serupa. Ular air, dikenal juga sebagai Nerodia dalam istilah ilmiahnya, merupakan sekelompok ular yang mendiami daerah dekat sumber-sumber air seperti sungai, danau, serta rawa-rawa. Mereka terkenal karena kemampuan renang yang sangat luar biasa serta seringkali terlihat bersantai di pinggir air atau berenang dengan anggun di atas permukaan air. Ukuran tubuh ular air sering kali berkisar antara 1 hingga 1,5 meter. Biasanya, tubuh mereka memiliki warna cokelat, abu-abu atau hijau dengan pola bercak yang memungkinkan untuk menyamar di lingkungan perairan. Ular air terdapat di pelbagai kawasan di Amerika Utara. Mereka cenderung memilih lingkungan yang lembap dan berair sebagai habitat mereka, karena tempat ini memberikan kondisi yang optimal untuk mencari mangsa. Ular air memangsa berbagai jenis hewan kecil seperti ikan, amfibi, dan serangga air dengan oportunis. Mereka sering kali menelan mangsa mereka hidup-hidup dengan menggunakan gigi tajam. Walau tidak berbisa dan tidak membahayakan manusia, ular air seringkali menimbulkan ketakutan melalui penampilannya. Mereka umumnya menghindari interaksi dengan manusia dan akan segera pergi jika merasa dalam bahaya. Namun, penting agar tidak mengganggu atau menangkap mereka untuk menghindari memicu perilaku defensif.
10. Ular King Cobra (Ophiophagus hannah)
King cobra adalah ular berbisa terpanjang di dunia dan ditemukan di hutan Asia Tenggara. Mereka dikenal dengan kemampuannya untuk berdiri tegak dan mengangkat sepertiga tubuhnya dari tanah. Bisa king cobra sangat kuat dan dapat membunuh gajah dewasa. Ular ini memiliki tubuh yang bisa tumbuh sampai dengan panjang 5,5 meter dan menjadi ular berbisa terpanjang di dunia. Ular ini memiliki tubuh yang bervariasi dalam warna, seperti hijau, cokelat, dan hitam. Pola garis-garis atau belang pada tubuh mereka berperan dalam membantu ular-ular ini menyamar di habitat alaminya. King kobra bisa ditemui di berbagai jenis habitat, termasuk hutan-hutan yang lebat dan basah seperti hutan tropis dan juga daerah pertanian di Asia Selatan serta Asia Tenggara. Tempat-tempat di mana ular ini sering ditemukan adalah India, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja Vietnam dan Indonesia. Mereka cenderung mendapatkan tempat tinggal yang lembap dan dekat dengan sumber air. King kobra dikenal sebagai predator yang sangat efektif dalam memangsa ular lain, baik itu berbisa maupun tidak. Di samping itu, mereka juga berburu kadal, burung, dan mamalia kecil. King kobra memiliki ciri khas dengan kemampuannya mengangkat sepertiga bagian depan tubuhnya dan memperlihatkan lehernya yang melebar saat merasa terancam. Salah satu hal unik king kobra adalah saat ia sedang merasa terancam, ia dapat menunjukkan gaya ini dimana angkat kepala Mereka juga bisa menggeliatkan suara mendesis yang berisik sebagai tanda peringatan. Gigitan king kobra amat berbahaya sebab bisa menghasilkan neurotoksin yang dapat menyebabkan lumpuh dan ajal jika tak ditangani dengan cepat. Meski demikian, king kobra umumnya menghindari manusia dan hanya akan menyerang jika merasa terancam atau terpojok.
Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa belajar untuk hidup berdampingan dengan ular dan menghargai peran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Beberapa ular ada di Zoomanji Bandung loh, yuk langsung dateng ke Zoomanji Bandung di Jalan Dago Giri KM 2.2 Mekarwangi Lembang Bandung.
Sumber:
National Geographic
Smithsonian's National Zoo
Britannica
Australian Museum
Reptiles Magazine